GOWA- Link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) / Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) dengan dunia usaha dunia industri (DUDI) yang digaungkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen DIKSI) tahun 2021 bukanlah merupakan program baru. Jika ditelisik lebih jauh, program ini mulai dicanangkan tahun 1989.
Program “Link and Match” antara kebutuhan industri dengan para siswa di Sekolah Menengah Kejuruan SMK yang menjadi bagian dari pendidikan vokasi di Indonesia berpotensi besar menghasilkan talenta digital unggul sesuai semangat transformasi digital. “Link and Match bertujuan untuk menciptakan keselarasan mendalam, menyeluruh dan berkelanjutan dalam semua aspek penyelenggaraan pendidikan vokasi, yakni antara SMK dengan dunia kerja,” jelas Direktur Jenderal Pendidikan Dirjen Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 28/10/2021. Kemendikbudristek pun mendukung “Link and Match” dapat dilakukan secara merata di SMK se-Indonesia. Dengan sistem itu, siswa di SMK dinilai bisa mengasah tiga kemampuan dasar yang penting untuk bertahan di industri yang canggih, serba digital, dan memaksimalkan penggunaan teknologi. Ada pun tiga aspek itu meliputi soft skills, hard skills, serta karakter yang sesuai kebutuhan industri. Pembelajaran pun berbasis proyek riil serta praktik kerja lapangan sehingga siswa SMK bisa menjawab kebutuhan dari para pelaku industri. Baca Genjot Produk TIK Lokal, Kemenperin Pacu R&D Hingga Bangun Engineering Center Wikan mendukung penuh industri-industri bisa berperan aktif mengikuti link and match dengan SMK sehingga pengkaderan serta persiapan generasi muda menjadi talenta digital Indonesia bisa optimal. Selain menghadirkan “Link and Match”, Kemendikbudristek juga terus berupaya merevitalisasi SMK sejak 2019 agar talenta digital Indonesia dari generasi muda yang telah dididik bisa memenuhi kebutuhan industri Ada sejumlah regulasi yang mendukung kemajuan SMK menjawab kebutuhan industri di antaranya seperti Teaching Factory serta Super Tax Deduction. Sebelumnya, sejak awal 2021 Indonesia mencanangkan percepatan transformasi digital bersamaan dengan pemulihan pandemi COVID-19. Berbagai gerakan untuk meningkatkan literasi kemampuan digital masyarakat Indonesia telah dilakukan mulai dari program bagi masyarakat umum hingga para pelajar yang terdidik. Selain memberikan pengetahuan soft skills, Pemerintah juga terus gencar memperbanyak infrastruktur jaringan untuk layanan digital agar layanan ruang digital bisa semakin merata dirasakan seluruh masyarakat Indonesia. Baca Bekali Mahasiswa Keterampilan Digital, Skilvul Gelar Program Magang Bersertifikat
LayaknyaSMK dan perguruan tinggi vokasi, menurut Wikan, program "link and match" juga harus melekat pada setiap LKP di berbagai daerah. Dengan demikian, tenaga kerja yang dibutuhkan dunia industri tidak hanya didukung oleh lulusan pendidikan formal, tetapi juga nonformal.
Medan - Sejak awal tahun 2017 hingga kini, pemerintah telah meluncurkan program pendidikan vokasi industri tahap IV dalam rangka membangun link and match antara SMK dengan industri. Berdasarkan hasil evaluasi, beberapa permasalahan masih ditemui pada SMK. "Pertama, kurikulum pendidikan yang digunakan belum mengakomodir kebutuhan kompetensi di industri dan masih bersifat broadbased, sementara industri membutuhkan kompetensi yang lebih spesialis," kata Menteri Perindustrian Menperin Airlangga Hartarto dalam peluncuran program vokasi tahap IV di Sugar Industri Medan, Kawasan Industri Medan KEM, Senin 2/10. Tantangan kedua kata Menperin, peralatan praktikum di SMK kurang memadai dari segi jumlah. Begitu pun teknologinya sangat tertinggal dari industri. Mengenai jumlah guru bidang studi produktif kata Menperin, masih sangat terbatas yakni hanya 22 persen dari jumlah guru SMK. "Mereka juga kurang memiliki pengalaman dalam hal praktik di industri," kata dia. Sebagai tindak lanjut peluncuran program pendidikan vokasi industri, Kemperin bersama Kemdikbud telah dilakukan penyelarasan kurikulum bersama SMK dengan industri untuk 34 program keahlian/jurusan terkait industri. Caranya memasukkan kompetensi keahlian yang dibutuhkan industri ke dalam mata pelajaran di SMK. Selain itu, telah disusun modul untuk materi pembelajaran tambahan sesuai kebutuhan industri sebanyak 25 program keahlian dengan melibatkan praktisi industri dan SMK. Sedangkan modul untuk 9 program keahlian tambahan dari SMK di Jawa Barat sedang dalam proses penyusunan. "Hasil penyelarasan kurikulum dan modul untuk 25 program keahlian tersebut telah kami sampaikan kepada Kemdikbud, Dinas Pendidikan dan SMK yang bersangkutan," kata dia Untuk penyediaan peralatan praktik minimum di SMK, Kementerian Perindustrian pada tahun ini telah merealokasi anggaran sebesar Rp 40 miliar, yang dialokasikan untuk 70 SMK dengan rata-rata nilai bantuan sebesar 500 juta per SMK. Kementerian Perindustrian Kemperin meluncurkan pendidikan vokasi tahap IV berbasis kompetensi dalam rangka membangun link and match antara SMK dengan industri di Sumatera bagian Utara. Sebelumnya hal serupa telah dilakukan di Jawa Timur tahap I, Jawa Barat tahap II dan Jawa Barat tahap III. Sumber Saksikan live streaming program-program BTV di sini Astra Resmikan Kampus Baru ASTRAtech, Kucurkan Dana hingga Rp 600 Miliar OTOTEKNO Kemenaker Kerja Sama Sertifikasi Profesi dengan Perason Vue dan Certiport EKONOMI Arsjad Rasjid Apresiasi Program Kurasi dan Vokasi Kadin Jatim EKONOMI Puan Minta Pemerintah Jembatani Lulusan SMK dengan Pelaku Industri NASIONAL Kemenaker Beberkan 8 Sarana Ciptakan Hubungan Industrial Harmonis EKONOMI Industri Manufaktur Unjuk Gigi di Jerman Lewat Hannover Messe EKONOMI
KementerianPendidikan dan Kebudayaan kini tengah gencar merealisasikan program Link and Match.Program Link and Match ini dibuat untuk mengnyinergikan antara pendidikan vokasi dengan dunia industri guna meningkatkan penyerapan lulusan sekolah vokasi agar dapat menjadi tenaga kerja andal sekaligus menghemat pengeluaran untuk menjadi sumber daya manusia baru yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Pernah mendengar istilah link and match? Program ini sangat berguna untuk mendorong kualitas lulusan vokasi agar menjadi lulusan yang berkualitas dan siap kerja siap wirausaha. Untukmu yang menempuh pendidikan di vokasi, tentu sudah tidak asing dengan istilah link and match.’ Pemerintah mendukung kolaborasi antara pendidikan vokasi dengan pelaku industri. Salah satunya melalui konsep link and match 8+i. Apa itu link and match 8+i? Mari simak penjelasan lengkapnya berikut ini. Pengertian Link and Match Dalam pendidikan vokasi, link and match berarti menghubungkan dunia pendidikan vokasi dengan industri kerja. Dengan begitu, terdapat relevansi atau kesinambungan antara penempuh pendidikan vokasi dengan industri yang memerlukan tenaga kerja sesuai dengan keahlian. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Dirjen Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto, mengatakan bahwa terdapat delapan aspek yang perlu dihadapi oleh dunia pendidikan vokasi Indonesia yang tekait dengan link and match dengan industri. Berbagai aspek tersebut bertujuan untuk mendorong kualitas lulusan vokasi agar selaras dengan kebutuhan industri. Lalu, apa saja aspek link and match 8+i? Berikut uraiannya. Pertama, kurikulum disusun bersama sejalan dengan memperkuat aspek softskills, hardskills, dan karakter yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Kedua, penerapan pembelajaran berbasis proyek nyata dari dunia kerja Project Based Learning/PBL untuk menyelaraskan hardskills, softskills, dan karakter yang kuat. Ketiga, meningkatkan jumlah peran guru atau instruktur dari industri maupun ahli dari dunia kerja. Sesuai imbauan Mendikbud, peningkatan perlu dilakukan secara signifikan hingga minimal mencapai 50 jam per semester/program keahlian. Keempat, penerapan praktik kerja lapangan/industri minimal satu semester. Kelima, sertifikasi kompetensi bagi lulusan dan bagi guru atau instruktur harus sesuai dengan standar dan kebutuhan industri Keenam, ditekankan untuk guru atau instruktur untuk memperbarui teknologi melalui pelatihan rutin. Ketujuh, diadakan riset terapan yang membantu dan mendukung teaching factory berdasarkan kebutuhan atau kasus tertentu Kedelapan, komitmen penyerapan tenaga kerja lulusan oleh dunia kerja. Untuk huruf “i” mencakup berbagai peluang kerja sama yang bisa dilaksanakan dengan dunia kerja. Syarat Terwujudnya Link and Match Berikut beberapa syarat agar link and match bisa terwujud Lembaga pendidikan dan dunia industri diharapkan membuat kurikulum bersama. Terdapat sinkronisasi kurikulum yang dilakukan secara berkala. Dapat menjadikan materi yang diajarkan pada siswa vokasi dapat match dengan kebutuhan industri di lapangan. Selanjutnya, pihak industri harus memberikan guru atau dosen tamu dari industri yang memiliki tugas untuk memberikan pengajaran nyata pada siswa/mahasiswa pendidikan vokasi. Pihak industri dan pihak pendidikan vokasi merancang bersama mengenai pemberian magang kepada siswa SMK dan mahasiswa vokasi Adanya sertifikasi kompetensi. Hal ini menjadi bentuk nyata dari pengujian level pengetahuan dan keterampilan lulusan vokasi Komitmen dari pihak industri untuk menyerap lulusan sekolah vokasi Link and Match Bagaikan Hubungan Kekasih Wikan Sakarinto selaku Dirjen Vokasi mengibaratkan bahwa link and match bagaikan hubungan kekasih. Chemistry antara pendidikan vokasi dan industri harus terus dibangun hingga “menikah”. Itu artinya, sejak awal, antara kedua pihak perlu saling mengenal dan memberi bekal. Dengan begitu, keduanya bisa menyambut tujuan yang menguntungkan kedua belah pihak. Manfaat Link and Match untuk Menyerap Tenaga Kerja Program link and match ini juga memiliki banyak manfaat lho! Berikut di antaranya Keterampilan Tenaga Kerja Sesuai dengan Job Desk Dengan adanya program link and match, tenaga kerja handal dapat dipersiapkan di bidang tertentu secara spesifik. Itu artinya, berbagai kemampuan yang akan dilatih akan disesuaikan dengan job desk dari pekerjaan atau posisi tertentu di sebuah perusahaan atau lembaga kerja. Jadi, kamu tidak akan menerima keterampilan yang abu-abu’ karena skill yang lebih spesifik sudah diajarkan agar kamu bisa menguasainya dengan baik. Lebih Cepat Memenuhi Kebutuhan Industri Program link and match juga diharapkan bisa membuat lulusan pendidikan vokasi dapat lebih cepat menjawab kebutuhan industri. Penyerapan tenaga kerja menjadi lebih cepat. Di sisi lain, industri juga bakal diuntungkan karena dapat memperoleh tenaga kerja yang lebih kompeten, teknikal, dan lebih mumpuni dalam waktu yang relatif cepat. Membekali dengan Pengalaman yang Mumpuni Mengingat di pendidikan vokasi porsi praktik lebih banyak daripada teori, maka kamu bisa mendapatkan pengalaman yang lebih mumpuni. Sehingga, lebih cukup untuk melamar pekerjaan. Apalagi, dengan pengalaman magang dan kelas industri, pasti sangat berguna untuk upgrade CV dan diterima bekerja dengan lebih mudah. Menguasai Hard Skills dan Soft Skills Dengan terjun secara langsung di lapangan saat magang dan kelas industri, para lulusan vokasi tidak hanya dibekali dengan hard skill yang cocok dengan job desc. Namun, juga dibekali dengan soft skill yang sangat berguna untuk karir. Baca Juga Kunjungan Industri SMK Cipta Karya Prembun, Kebumen ke Penutup Itu dia penjelasan lengkap mengenai link and match yang perlu kamu tahu. Dengan program ini, lulusan vokasi dicetak menjadi lulusan-lulusan kompeten dengan berbagai keterampilan dan kemampuan yang sesuai dengan standar industri. Link and match ini juga dilaksanakan oleh Gamelab Indonesia dalam program Kelas Industri dan PKL. Dengan begitu, kamu bisa mengoptimasi skill digital-mu agar sesuai dengan standar industri bersama Gamelab. Jadi, setelah lulus, kamu bisa langsung siap kerja dan siap wirausaha. Yuk optimasi skill digital-mu bersama Gamelab Indonesia sekarang juga! Referensi
Linkand Match SMK Islam Krembung dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri. 22 June 2022 15:04 PM. KERJA SAMA : Penandatanganan MoU Kurikulum TBSM Astra Honda dan Peresmian Lab FO Telkom TKJ di SMK Islam Krembung. SIDOARJO - Untuk menyelaraskan kurikulum SMK dengan dunia usaha dan dunia industri, SMK Islam Krembung mengadakan kegiatan MoU.
PENDIDIKAN merupakan salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara. Negara yang maju akan dibarengi dengan kualitas Sumber Daya Manusia SDM yang baik. Dengan meningkatkan sistem pendidikan, sama artinya meningkatkan kualitas SDM suatu negara. Artinya, kemajuan suatu bangsa atau negara, merupakan cermin dari kualitas pendidikan serta SDM yang ada pada negara tersebut. Sebagai warga negara Indonesia, tentu sebagian besar masyarakat dapat menilai bagaimana kualitas pendidikan di negara ini. Meski belum bisa dikatakan baik, namun pemerintah terus mengupayakan menyusun sistem pendidikan dan meningkatkan kualitas sarana pendidikan, dalam upaya meningkatkan kualitas SDM. Contoh paling dekat yang bisa kita lihat, ialah bagaimana upaya pemerintah dalam membentuk sistem pendidikan di tengah pandemi yang terjadi dua tahun terakhir. Lebih dari itu, pembentukan satuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan SMK yang setingkat dengan SMA memiliki tujuan dalam jangka panjang bagi kemajuan kualitas SDM negara Indonesia. Sejalan dengan tema pembangunan pendidikan jangka panjang pada tahun 2005-2024, pembangunan SMK diarahkan pada peningkatan daya saing. Baik secara nasional, bahkan hingga internasional, sebagai salah satu fondasi dalam membangun kemandirian serta daya saing negara Indonesia dalam menghadapi persaingan global di masa mendatang. Pelajar SMK dibekali beberapa skill pendukung sehingga nanti lulusan SMK mampu bersaing di dunia kerja. Hal ini merupakan keunggulan yang bisa didapatkan sekaligus yang diharapkan oleh pemerintah untuk memperbaiki SDM Indonesia, sekaligus meningkatkan ekonomi Indonesia melalui SDM yang memiliki daya saing dalam dunia industri. Hal ini juga memberikan daya tarik tersendiri bagi masyarakat, sehingga peminat SMK memiliki jumlah yang cukup banyak di beberapa daerah diseluruh Indonesia. Hingga awal tahun 2015, jumlah SMK di Indonesia mencapai angka lebih sekolah, dengan jumlah siswa 4,33 juta. Dengan populasi tersebut, artinya dari seluruh SMK tersebut memberikan layanan pendidikan kepada 143 ribu rombongan belajar atau 11,27 rombel per SMK dengan jumlah rata-rata tiga rombel per tingkat dengan total paket keahlian yang dibuka di SMK mencapai paket. Atau rata-rata tiga paket keahlian per SMK Ismainar, 2015. Berdasar data tahun 2018, jumlah SMK di Indonesia mengalami peningkatan mencapai angka Ini terdiri dari SMK swasta dan negeri. Sementara jumlah siswa mencapai lebih dari lima juta pelajar. Dengan rincian juta siswa SMK negeri, dan 2,8 juta siswa SMK swasta. Terkini
Kami lega menyaksikan keberhasilan SMK dalam menerapkan link and match atau "pernikahan massal" dengan Industri dan Dunia Kerja (IDUKA)," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto melalui keterangan yang diterima redaksi Sabtu (1/8
Implementasi Kurikulum 2013 Dan Program Link and Match Pada Sekolah Menengah Kejuruan Studi Kasus DI SMK Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir SelatanImplementasi Kurikulum 2013 Dan Program Link and Match Pada Sekolah Menengah Kejuruan Studi Kasus DI SMK Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir SelatanVocational high school SMK is secondary education that prepares students to work according to their respective fields. The SMK curriculum&39;s development is needed to improve the quality of graduates who have the potential to work according to the interests and needs of society. Therefore, the SMK curriculum must be in line with what is needed by the world of work, not adjusted to government policies. In the SMK curriculum, we recognize the term link and match as a form of curriculum alignment with the demands of the business and industrial world DUDI. However, implementing the 2013 Curriculum policy and link and match encountered problems, namely the teaching factory program. This study aimed to see the implementation of the 2013 curriculum and the link-and-match program implemented by schools, teachers, and students at SMK Negeri 1 Sutera. The research used is qualitative research where the data sources or respondents are school principals, teaching and education staff, and ...
. 3hzexxa6o3.pages.dev/1043hzexxa6o3.pages.dev/1683hzexxa6o3.pages.dev/3743hzexxa6o3.pages.dev/53hzexxa6o3.pages.dev/343hzexxa6o3.pages.dev/3723hzexxa6o3.pages.dev/3153hzexxa6o3.pages.dev/3793hzexxa6o3.pages.dev/316
link and match smk dengan dunia kerja